Kegiatan-Kegiatan Paguyuban KSE UNPAD
Berikut merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Paguyuban KSE Unpad :
|
Archives
March 2018
|
JATINANGOR – Acara besar yang diadakan Departemen Pendidikan Paguyuban KSE UNPAD ini telah terlaksana dengan sangat baik dan melibatkan banyak pihak eksternal, terutama siswa/i SMA wilayah Bandung dan Jatinangor yang menjadi peseta Try Out SBMPTN, meski sebenarnya banyak juga peserta yang berasal dari luar wilayah Bandung atau Jatinangor. Antusiasme para peserta juga sangat tinggi, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah peserta daripada tahun lalu, yakni 1.937 siswa/i SMA. Acara ini berlangsung di beberapa gedung fakultas UNPAD Jatinangor, pada Minggu 12 November 2017. Dalam masa persiapan, panitia Try Out melakukan banyak hal untuk mendukung acara ini, seperti mengadakan roadshow ke puluhan sekolah daerah Bandung dan Jatinangor untuk menginformasikan dan menjual tiket Try Out. Selanjutnya, panitia juga menggandeng Edu Lab yang memberikan paket soal untuk ribuan peserta dan media partner Masuk Unpad yang membantu menyebarkan informasi untuk siswa/i SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke perkuliahan. Selebihnya, masalah koordinasi, birokrasi dan peminjaman, dapat ditangani dengan baik. Try Out SBMPTN KSE UNPAD ini diadakan setiap tahun dalam rangka membantu dan melatih siswa/i SMA yang ingin melanjutkan pendidikan ke universitas negeri melalui simulasi SBMPTN dan memberi soal-soal dan informasi penting yang perlu diketahuin siswa/i seputar SBMPTN. Di antara ribuan peserta tersebut akan dipilih 40 besar dengan kategori nilai tertinggi, akan mendapatkan bimbel (bimbingan belajar) gratis dari Paguyuban KSE UNPAD hingga mereka mengikuti SBMPTN yang sesungguhnya. Prosedur untuk mengikuti acara ini yaitu siswa/i harus membeli tiket Rp25.000, di mana mereka aka mendapat latihan dan pembahasan soal SBMPTN, snack, dan doorprize (buku soal SBMPTN dari Edu Lab). Setelah itu mereka mendaftar ulang dan hadir sesuai ketentuan SBMPTN pada umumnya. Tepat pada hari acara ini berlangsung, peserta wajib datang pada pukul 06:00 untuk registerasi dan mulai mengerjakan soal pada pukul 07:00. Acara ini selesai pada pukul 13:00, karena bukan hanya mengerjakan soal saja, melainkan terdiri dari beberapa sesi acara, seperti sharing alumni bimbel KSE UNPAD dan informasi seputar beasiswa KSE serta pemberian informasi SBMPTN oleh pihak Edu Lab. Dipandu oleh MC, acara ini berlangsung dengan penuh keceriaaan, karena disertai doorprize dan gimmick yang seru. Demikian, acara ini berakhir dengan meriah dan ditutup oleh para MC. Harapannya, acara ini dapat memberikan manfaat bagi mereka, para pejuang SBMPTN, untuk dapat masuk ke universitas impiannya. Akhirnya, semoga acara ini dapat terus terlaksana setiap tahunnya dan tentu semakin meningkat kualitasnya. (MS)
0 Comments
Dalam memperingati hari jadi Paguyuban KSE UNPAD yang ke-9, telah dilaksanakan acara “Birthday Party” untuk memberikan apresiasi pada Paguyuban yang telah berjalan hingga saat ini. Acara ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 3 November 2017. Acara yang diadakan di Student Center Fakultas Pertanian Unpad ini dimulai pada pukul 16.00-20.00 WIB. Sebagai bentuk apresiasi kepada Paguyuban KSE UNPAD dan tradisi yang sudah berlangsung selama beberapa tahun, diharapkan melalui acara ini Paguyuban KSE UNPAD semakin berkembang menuju aspek-aspek positif sehingga dapat memberikan pengaruh yang baik untuk pribadi maupun orang lain. Harapannya Paguyuban KSE UNPAD dapat lebih berkontribusi bagi bangsa Indonesia dengan slogan “Sharing – Networking – Developing” serta, ikatan para penerima beasiswa semakin erat.
Acara ini secara umum berlangsung dalam waktu sore hingga malam hari, dikarenakan acara ini diadakan pada hari kuliah, sehingga para penerima beasiswa bisa mengikutinya seusai kegiatan perkuliahan. Pada minggu awal November, kebetulan UNPAD memiliki banyak acara. Sehingga demi sinergisitas acara-acara dalam UNPAD, kami memutuskan untuk mengadakan acara ini pada hari terakhir kegiatan perkuliahan yaitu hari Jum’at. Koordinasi yang baik membuat acara ini dapat berlangsung dengan lancer tanpa adanya kendala berarti. Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh penerima beasiswa kemudian menyanyikan beberapa lagu wajib seperti lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars KSE. Selanjutnya ada kata sambutan dari Ketua Pelaksana, Ketua Paguyuban, dan alumni KSE yang datang. Kami juga mengundang perwakilan penerima beasiswa dari UPI dan ITB, dan rupanya mereka bias datang ke Jatinangor. Masuk dalam inti acara, di awal ada pemutaran video charity dari Departemen Sosial & Masyarakat yang bekerjasama dengan departemen HRD dalam bentuk pembagian sembako kepada warga sekitar Jatinangor. Setelah mahgrib, acara dilanjutkan dengan kegiatan “Sharing Alumni”. Alumni yang datang adalah Kang Azzam sebagai alumni dari KSE ITS dan juga Koordinator Wilayah Jawa Barat Alumni KSE. Dalam acara sharing ini, Kang Azzam menceritakan pengalamannya selama beliau berada di KSE. Setelah itu ada penampilan vocal group dari teman-teman penerima beasiswa. Hiburan pun tidak berhenti sampai di situ, ada games, video ucapan ulang tahun dari beberapa anggota Paguyuban KSE UNPAD, peniupan lilin dan potong kue sebagai simbolis dari acara ini. Sampai pada akhir acara dengan doa penutup kemudian ditutup secara resmi oleh pembawa acara. Sebelum pulang, acara ini ditutup dengan foto bersama seluruh peserta yang hadir pada hari itu sebagai kenang-kenangan. Salam suKSEs, Tim Publikasi 2017/2018 Sharing-Networking-Developing Jatinangor, sebuah kecamatan kecil dengan luas 26,2 Km² yang terletak di penghujung
barat Kabupaten Sumedang. Potret Jatinangor yang dulu jauh berbeda dengan Jatinangor sekarang yang telah berubah menjadi kawasan pendidikan dengan berdirinya perguruan tinggi seperti Unpad, ITB, IPDN, dan IKOPIN. Jatinangor 30 tahun silam merupakan salah satu daerah berbasis pertanian dimana sebagian besar lahan digunakan untuk persawahan dan perkebunan, tentunya dengan mayoritas penduduk yang juga bekerja sebagai petani. Kini wajah Jatinangor telah menjelma menjadi sebuah perkotaan dan merubah hampir keseluruhan aspek kehidupan dalam masyarakatnya. Salah satu perubahan yang signifikan adalah meningkatnya kepadatan penduduk. Sebagian besar penduduk Jatinangor adalah pendatang yang didominasi oleh mahasiswa. Setiap tahunnya jatinangor mengalami pertambahan penduduk sebanyak 17.000 jiwa yang berasal dari mahasiswa baru. Penduduk asli Jatinangor sendiri tercatat sebanyak 109.892 jiwa pada bulan Oktober 2017. Pertumbuhan penduduk di Jatinangor tergolong tinggi dengan angka pertumbuhan rata-rata 3,43% per tahun. Peningkatan kepadatan penduduk yang tidak diimbangi oleh pembangunan sarana dan prasarana yang memadai justru menimbulkan masalah baru seperti kriminalitas, penataan wilayah, kemacetan, pengelolaan sampah, dan masalah lainnya. Salah satu permasalahan yang terus berkembang adalah pengelolaan sampah. Sumber sampah di Jatinangor berasal dari rumah tangga, industri, dan sektor komersil lainnya. Volume sampah pada Jatinangor setiap harinya mencapai 2 ton. Besarnya volume sampah di Jatinangor sebagian besar dihasilkan dari sampah rumah tangga yaitu lebih dari 80%. Selain itu Jatinangor juga beberapa kali mendapat kiriman sampah dari daerah lain yang luput dari pengawasan petugas. Volume sampah kiriman dari daerah lain dapat mencapai satu truk dan mejadi pekerjaan rumah yang baru bagi pihak pengelola. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka setiap harinya terdapat beberapa petugas yang berjaga pada malam hari. Pengelolaan sampah ditangani oleh UPTD Lingkungan Hidup yang bekerjasama dengan Komunitas Peduli Sampah Jatinangor (KPSJ) dan BUMDES. Menurut Kepala UPTD Lingkungan Hidup Wilayah 1, Omay Komarudin berpendapat bahwa banyaknya volume sampah tidak sebanding dengan fasilitas maupun armada yang tersedia. Hal tersebut yang menyebabkan adanya tumpukan sampah yang belum diangkut. Keterbatasan tersebut disebabkan oleh alokasi dana yang tidak mencukupi dari pemerintah kabupaten. Permasalahan sampah lainnya juga berasal dari kesadaran masyarakat itu sendiri. Omay Komarudin menjelaskan bahwa pemerintah hanya sebagai fasilitator yang menyediakan armada pengangkutan, namun jika upaya tersebut tidak didukung oleh kesadaran masyarakat maka permasalahan sampah akan sulit diselesaikan. Kurangnya kesadaran masyarakat dapat dilihat pada banyaknya tumpukan sampah di seberang TPU Gajah pada Jl. Kolonel A. Syamsyuri. Pemerintah setempat sudah melakukan pelarangan dengan membuat aturan tertulis pada spanduk, namun hal tersebut tidak membawa pengaruh. Jatinangor sebagai kawasan pendidikan sudah selayaknya menjadi contoh bagi daerah lain. Berdirinya empat perguruan tinggi tempat mahasiswa yang sering dikatakan sebagai Agen Of Change. Perubahan dapat dimulai dari hal kecil yang dimulai dari diri sendiri hingga adanya gerakan nyata untuk sedikit berkontribusi untuk rumah kedua kita, Jatinangor. Departemen Sosial Masyarakat Paguyuban KSE Unpad Sharing – Networking - Developing |